Taat
kepada orang tua, sekalipun orang tua kita bodoh, beda agama sekalipun.
selama memberitahukan yang baik, ya ikuti saja. Jangan mentang-mentang
beda agama kita bertindak sembarangan. Walaupun beda agama orang tua
yang melahirkankita tetap harus kita hormati. Lebih-lebih seagama.
Termasuk mertua sekalipun. Lihat seperti kisah Uwaisy Al Qarny, kenapa
beliau di angkat menjadi wali. Karena taatnya beliau pada orang tua
samapai beliau itu hidup pada jaman Nabi tapi beliau tidak pernah
bertemu dengan Nabi Saw, karena kesibukannya mengurus ibunya yang sakit,
dan siangnya beliau menggembala kambing. Bahkan beliau pernah
menggendong ibunya dari Yaman sampai baitillahAl Haram untuk melakukan
ibadah haji. Ditempat yang lain Rasulullah Saw, mewasiatkan kepada
Sahabat Abu Bakar untuk menyampaikan salam dan memberikan gamis dan
mengamanatkan Sahabat Abu Bakar untuk memintakan doa dari Uwais.
Bayangkan Rasulullah Saw sangat tawadhu’nya meminta doa dari Uwais,
seorang makhluk paling utama, dan para penghulu dari para Nabi. Meminta
doa yang hakikatnya untuk umat, karena beliau sendiri sudah lebih-lebih.
Ini pelajaran untuk kita agar rendah hati. Pada masa Sahabat Abu Bakar
belum bisa ditemukan, dan amanatRasulullah Saw itu baru bisa
disampaikan pada masa Sahabat Umar menjadi Khalifah, beliau sendiri dan
Sayidina Ali yang menyampaikan salam dan titipan Rasulullah Saw itu.
Karena dalamnya ma’rifatnya Uwais Al Qarni beliau mengenal siapa saja
yang datang menghapirinya; katanya: Asalam Alaik Umar bin Khatab amirul
mukminin, asalam alaika Amirul Mukminin Arabi’ Ali bin Abi Thalib. Itu
Karena dalamnyama’rifatnya beliau padahal belumpernah saling bertemu.
Karena taatnya pada orang tua Uwais kenal dengan Allah. Karena taatnya
pada orang tua Uwais diangkat menjadi wali, bahkan sayid at tabiin.
Karena taat dan hormatnya Uwais sampai mendapatkan gamisnya (pakaian)
dari Rasulullah Saw Padahal tidak pernah bertemu Beliau SAW Yang kedua
adalah taat Uwais kepada gurunya yang mengenalkan dirinya kepada Allah
Ta'alaa. Guru yang menuntuk menjauhkan dari kesyirikan. Mana yang
menjadi sifat Allah dan manayang bukan, dan guru yang mengenalkan pada
mana yang halal dan mana yang haram. Dan beliau khidmah pada gurunya
sehingga menjadi wali. Kita membaca dan mengaji tentang wali dalam kitab
ini bukan untuk menjadi wali tapi untuk meniru mereka, dalam tingkah
laku. Mudah-mudahan kita mendapatkan keberkahan doa belia-beliau, dan
juga keturunan-keturunan kita semua. Inysa Allah doa yang kita mohonkan
dkabulkan Allah swt. Wallah A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar